Tampil di depan umum, baik sebagai
pembicara, MC atau moderator tentu wajib memiliki ilmu yang tepat. Memang tak
semua orang merasa sanggup melakukannya. Tapi jangan khawatir, selagi punya
niat dan semangat yang bagus untuk memperbaiki tampilan diri, insyaAllah segala
kendala akan bisa teratasi. Tsaaah...
Berdasarkan sependek pengetahuan
dan seumprit pengalaman saya, ada beberapa kesalahan fatal yang kerap dilakukan
oleh seorang moderator. Tentu fatal karena sebuah kesalahan akan membuat acara
menjadi terganggu jika tak diatasi dengan cepat dan cara yang tepat.
1.
1. Tak menguasai materi
Ini benar-benar
kesalahan fatal! Bagaimana bisa seorang moderator sebagai pemandu utama tak
menguasai materi? Bisa babak belur di depan nanti! Pembicara ngomong A, Anda
ngomong L. Pembicara membahas sikap narsis, Anda ngomongin teroris, hehehe.
Intinya, mah, siapin amunisi materi. Banyak membaca. Bila perlu, Anda bisa
kontak pembicara baik tatap muka atau via media sosial, sekalian memperkenalkan
diri. O iya, wajib memiliki rundown acara, ya. Ini akan memudahkan Anda mencari
kisi-kisi materi dari berbagai buku/bacaan.
Pengalaman saya :
Ketika memberi materi kepenulisan untuk anak-anak SD, saya belajar lagi membuat
powerpoint dan searching materi dan metode pembelajaran yang tepat. Hasilnya?
21 slide tampil cantik dan insyaAllah mengena. Sebagai moderator, saya membuka
link-link yang berhubungan dengan materi, menyimpannya ke dalam dokumen,
diprint dan membacanya secara berulang.
Pernah juga
ngemce dadakan di acara launching buku di sebuah toko buku ternama. 20 menit
sebelum acara baru diminta karena kesalahan teknis yaitu ihak toko buku membatalkan
penyediaan MC. Panik? Galau? Resah? Gelisah? Iyaaaaaa.. pasti! Tapi demi
melihat wajah si penulis yang tak kalah panik, saya pun pasrah. Akhirnya ngemce
lah saya dengan gaya ala kadarnya. Untung penulis dan ilustratornya pinter n
keren-keren, jadi suasana bisa mencair pelan-pelan, hehehe..
2.
2. Salah kostum
Ingat, Anda
‘sebatas’ moderator loh, ya. Bukan pembicara/ pemateri. Jadi, berusahalah menjaga
penampilan. Kalau pembicara memakai batik, janganlah pula Anda memakai jas
mahalan. Pembicara memakai jas, tak layak pula Anda berkostum super santai
dengan topi kupluk. Enggak matching, kan? Atau kalau perempuan, hindari
penggunaan baju dengan motif ramai dan warna ngejreng seperti cahaya senter di siang
bolong. Apalagi jika bermake-up tebal, gelang segede rante gembok, sepatu
high-heels yang bunyinya bisa ngebangunin orang sekampung! Iih, jangan, ya,
Siiist! Hehehe.. Tetaplah tampil sederhana dan elegan. Anda tak ingin perhatian peserta terpecah, kan?
Pengalaman saya :
Memakai gamis bermotif kotak, garis atau polos dengan paling banyak dua warna.
Boleh menggunakan warna cerah, asal tetap dalam koridor nyaman dan sedap
dipandang.
3.
3. Keserimpet ngomong/ salah bicara
Salah bicara bisa
saja terjadi saat Anda terlalu fokus pada satu hal dan lupa pada yang lainnya.
Anda banyak tahu mengenai profil pembicara, tapi Anda lupa akan karya-karyanya.
Maka dari itu, antara persiapan dan tampilan di depan forum merupakan kesatuan
yang tak terpisahkan. Bisa juga Anda sudah mempersiapan segala sesatunya dengan
matang, tapi ketika di depan Anda abai atau lupa. Maka, segera perbaiki!
Pegalaman saya
ketika memoderasi acara Talkshow FLP Lampung, 4 September 2016 adalah salah
bicara. Saya bilang bahwa Mbak Sinta Yudisia (pembicara) adalah mantan ketua
FLP, padahal saya sudah baca cv dan tahu bahwa masa kepemimpinan beliau hingga
tahun 2017. Langsung saja saya klarifikasi sambil bilang begini, “Harap dimaafkan. Sepertinya ini faktor u
(uban dan usia), jadi ada beberapa yang lupa.” Fhiiuh, untung dilempar tawa,
coba kalau dilempar buku, pena, sepatu, notebook! Waddhaaaw! J
Untungnya lagi, Mbak Sinta dan pembicara lainnya hanya tersenyum maklum.
Alhamdulillah..
4.
4. Tidak menggunakan artikulasi, suara dan bahasa
tubuh dengan jelas.
Yup, jangan
sampai saat tampil Anda menderita batuk, pilek atau keseleo, hehehe. Semua
harus prima. Seandaikan ada yang sakit-sakit sedikit, berusahalah untuk
menyembunyikannya dan tak terlihat terlalu menderita (walau dalam hati
nelangsa, xixixi)
Pengalaman saya
ketika panitia bilang, “Makasih ya, Mbak. Suara Mbak bulet banget. Top, dah!”
membuat hati saya berbunga-bunga. Jujur saja, itu bikin semangat saya berkobar
untuk belajar lebih banyak lagi..lagi.. dan lagi.. O iya, saya juga berusaha menggunakan bahasa
tubuh sederhana. Tak kurang, tak juga lebay kayak orang-orangan sawah yang suka
melambai. Aishhhh...
5.
5. Tak percaya diri
Ini bahaya!
Benar-benar bahaya! Bayangkan kalau Anda sebagai pemandu utama terlihat banyak
menunduk dan gagap karena tak percaya diri. Apa yang terjadi? Audience akan
kehilangan gairah untuk terus mengikuti sesi. Suasana jadi kaku dan jauh dari
kata menyenangkan. Yang ada, sebelum acara selesai, satu per satu peserta akan
keluar teratur, dengan senyum getir, geleng-geleng kepala, bahkan menangis
bombay! Hehehe. So, angkat kepala. Bismillah. Yakin bahwa Anda mampu!
Pengalaman saya
waktu memoderasi acara seminar parenting di sebuah hotel besar, jujur aja
awalnya enggak pede. 300 peserta, Cyiiin! Saya ngikutin kata Om Mario Teguh;
tarik napas, berjalan dengan percaya diri sambil tersenyum yakin, duduk atau
berdiri sempurna di panggung, sapa peserta dengan ramah. Susah? He em. Iyaaa
banget! Grogi tingkat tinggi! Trus saya istighfar, bla.. bla... bla... dan say
sorry jika nanti ada yang kurang berkenan. Karena saya, kita semua sedang
belajar. Plooong! Yang penting mereka tahu. Kita sudah berusaha untuk tampil
maksimal. Itu... hasilnya? Entahlaah... xixixi.. kacau2 sikit kayaknya... 😂😂
O iya, satu lagi.
Seorang teman memberi saran, “Tambahin game-nya, ya, Mbak.” Naah, di bagian
itu memang saya kurang banget. Kudu belajar, belajar dan belajar lagi..
Demikian seumprit pengalaman saya, Teman-teman. Banyak
kekurangan daripada pas-nya, hihihi. Tapi tak apa, yaa. Semoga itu akan membuat kita dan kita semua tambah semangat untuk belajar. Semangat untuk selalu rendah hati demi meningkatkan
mutu, iiissh!
Udahan dulu, ya. Semoga berkenan, J
Semangat bersinergi, membangun literasi!
Kalau daku yang jadi moderator, audiens bakal bilang apa ya "Mbak, suaranya pelan banget" hi hi hi hi. Tapi 2x lihat Mbak Fitri jadi moderator tuh asyik kok.
ReplyDeleteHihihi. Dikau mah emang penuh kelembutan... audiens bakalan terkesima karenanya.... 😊
ReplyDeleteBenar sekali Mba, karena moderator menurut saya harus menguasai tiga hal utama yaitu materi, pemateri dan juga audiens.
ReplyDeleteModerator cetar membahana Lampung nih... siap-siap dapat tawaran nge-Moderator lagi nieh...
ReplyDeleteIya, Kak Rhodoy R. Ediansyah. walau termehek-mehek, kudu semangat belajar, yaa. Terimakasih sudah berkunjung, :)
ReplyDeleteBang Adian Saputra, ih dikau maah.. pan aye masih belajar, Bang. Masih keringet dingin lah kalau tampil, hehehe
ReplyDeleteKalau aku bikin acara bincang-bincang sudah tau deh harus hubungi siapa :D
ReplyDelete(yopiefranz.com)
Haitshaaaaah... Bang Yopie.... makasih support semua sahabat.. 😀
DeleteBookmark dulu :)
DeleteSiap, Kak Jumanto... 😁
ReplyDeleteSiap, Kak Jumanto... 😁
ReplyDelete