“Yah, Ma.. Masa gendong pake kain?
Entar, kalau ada temen-temen lewat, trus ngeliat Fi, gimana? Malu lah, Ma..”
keluh ku sambil meruncingkan mulut.
“Ya, sudah, gendongnya di
paviliun aja. Sini, Mama iketin,” ujar Mama sambil menahan senyum.
Jadilah bayi laki-laki berkulit
putih dengan pipi tembem itu tertidur dalam gendongan ku, tantenya. Seorang
gadis berpostur kurus dengan wajah yang lumayan enak dilihat, hehehe.
Bayi itu pun tumbuh pesat.
Bernafas dalam balutan kasih sayang orangtua dan seluruh keluarga besar,
terutama Mama, sang nenek. Kemana pun Mama pergi, dia selalu ikut. Ke Jakarta,
Cilacap, ah, dia tak pernah lepas dari pandangan teduh dan tegas Mama, sang
perempuan dengan bermilyar kebaikan.
Pernah dia membuatku cemas saat
aku ajak ke Yayasan Anak Jalanan. Dia menghilang bersama anak-anak binaan.
Rupanya dia diajak ke warung. Duuh, badanku sampai lemas dan nafasku sesak.
Tetiba dia menghampiriku. Berlari sambil mengacungkan jajanan. Dengan tawa
riang. Huufhhh..
Kali pertama aku melihat wajah
pendiamnya menahan tangis. Tangis yang berusaha ditahannya agar tidak mengoyak
perasaan duka ibu, ayah dan kami semua. Saat dia kehilangan Mama untuk
selamanya. Aku lihat airmata cinta, duka, kecewa, bercampur menjadi satu. (Sayang,
selalu ingat pesan Mama, ya. Mungkin tak banyak kata, tapi Teta yakin memori
tentang Mama masih melekat di ingatanmu).
Namun bagaimana pun hancur perasaannya, sang ibu bijak, @Venny Gustien
selalu berusaha ada di sampingnya....
Kali kedua, airmata mengalir
dengan deras saat adik tercinta @Tharik mengalami musibah, keelakaan motor. Dia
terisak sampai bahunya terguncang. Kami hanya bisa mengelus kepalanya dan
membiarkan dia tenggelam dalam perasaannya. Kami biarkan sampai akhirnya petuah
kami menyusup ke dalam relung hati dan pikirannya. Bahwa semua pasti ada
hikmahnya. Bahwa semua adalah ketentuan dari Sang Penguasa. Dan alhamdulillah
sang adik berhidung mancung itu akhirnya sembuh.
Tapi Sayang,
Berapa kali pun airmata mengalir,
ternyata lebih banyak senyum dan tawa menghiasi harimu. Tetaplah begitu.
Tetaplah menjadi laki-laki yang soleh, anak yang penyayang, kakak yang bijak
dan sahabat yang baik hatinya.
Kelak engkau akan menghadapi
kenyataan. Bahwa hidup itu adalah berkah dan perjuangan. Tergantung bagaimana
engkau akan menyikapinya. Mulailah semua, ya semua... dengan Bismillah...
Semoga engkau selalu kuat. Semoga engkau menjadi hamba yang selalu layak
menerima limpahan cinta dan kasih sayang-Nya. Aamiin.
Selamat hari lahirananda sayang,
@Hafiz A
0 komentar:
Post a Comment