Temu Karya Insan Kreatif Lampung 2017
![]() |
Panggung acara |
Kamis, 18 Mei 2017.
Tepat pukul 13.00 wib saya meluncur
ke Mall Boemi Kedaton untuk meliput satu pagelaran cerdas dari Dinas Pariwisata Propinsi Lampung,
yaitu Temu Karya Insan Kreatif Lampung 2017. Meliput? Eh, memangnya
wartawati? Hihihi, bukan, sih. Senang aja bisa belajar mengenal semua yang
berhubungan dengan Lampung, terutama jenis kreativitas dari masyarakat Sai Bumi
Ruwa Jurai. Lagi pula, saya diinformasikan oleh Bang Yopie, sang fotographer
keren Lampung bahwa acara kali ini akan dihadiri oleh 30 stand dari berbagai
lini, mulai dari seni, kuliner, fashion dan banyak lainnya. Makanya, dengan
semangat 2017, saya pun siap menjalankan tugas as a writer and a blogger.
Bismillah.
Seharusnya saya datang kemarin,
karena sejatinya kegiatan ini berlangsung dari tanggal 17-19 Mei 2017. Tapi
apalah daya, saya harus menyelesaikan beberapa tugas menulis dan malamnya meluncur
ke Hotel Batiqa bersama teman-teman Tapis Blogger demi memenuhi undangan Meet and Greet para blogger dengan Hengky Kurniawan, owner Lampung Banana Foster.(baca keseruannya di sini http://www.fitrirestiana.web.id/2017/05/lampung-banana-foster-destinasi-kuliner.html)
Jadi saya berharap, walaupun kemarin tak
berkunjung, hari bisi bisa maksimal membuat laporan tentang kegiatan yang
terdiri dari 5 rangkaian, yaitu pameran produk kreatif, pagelaran seni budaya, pameran fotografi,
fashion show, dan launching buku “Kiprah Ekonomi Kreatif Berbasis Budaya
di Lampung”.
Acara yang merupakan
pengejewantahan dari ide Gubernur Lampung, M
Ridho Ficardo ini mendapat sambutan yang luar biasa, baik dari pelaku
ekonomi kreatif maupun masyarakat sekitar. (https://kelilinglampung.net/2017/05/temu-karya-insan-kreatif-lampung/
Beliau berharap, akan lahir pengusaha-pengusaha
tangguh yang mampu menggali potensi secara maksimal, berdaya dan berhasil guna,
baik untuk diri sendiri maupun lingkungan sekitar.
![]() |
Stand salah satu penggiat budaya |
Karena masih sepi dan acara resmi
baru akan dimulai pukul 19.00 wib, maka saya mengunjungi beberapa stand. Ini di
antaranya.
1.
Pewarta Foto Indonesia (PFI)
Ada 20 foto dengan latar belakang
budaya Lampung yang dipajang di bagian tengah pameran. Antara lain foto
pembuatan tapis, acara Sekura di Lampung Barat, Cangget Agung dan panen kopi. Stand ini merupakan salah satu stand yang paling
ramai dikunjungi karena tidak saja memamerkan foto-foto keren disertai
keterangan di bawahnya, tapi juga menyelenggarakan lomba swa-foto yang terbuka
untuk umum. Waah, benar-benar lahan empuk untuk pengunjung yang memang hobby
selfie, hihihi.
![]() |
Koleksi Pewarta Foto Indonesia (PFI) |
2 Batu Anugerah Nusantara
Semula saya kira semua yang
dipajang adalah batu murni yang dipahat. Tapi hulala, saya salah. Teryata ini
adalah fosil dari kayu yang berusia puluhan ribu yang lalu! Subhanallah!
Berdasarkan penuturan Pak Bakhtiar Darwis (owner), fosil kayu banyak ditemukan di
daerah Pesawaran dan Jawa. “Saya beserta Keluarga Alumni Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Lampung mengambilnya dari sungai. Setelah diolah, maka
bisa menghasilkan banyak karya, seperti pemberat kertas, gantungan kunci/tas,
wadah kosmetik, tempat pena, ubin cantik dan kaligrafi.” Saya asyik menyimak
sambil sesekali bertanya.
![]() |
KAUMY |
“Yang ini sulur pohon aren. Saya
kasih nama tulang buaya, hahaha..” tunjuknya pada sesuatu seperti tulang
raksasa dengan lampu-lampu kecil di bagian ujung. Saya sampai terkesima.
Lagi-lagi memahami bahwa banyak sekali potensi yang kita miliki tapi kurang
disadari.
![]() |
Sulur Aren |
Ada satu benda yang mirip asbak
tapi ternyata bukan.
"Oh, maaf,
saya tak rela kalau kekayaan alam yang kami olah serius ini hanya dijadikan
tempat abu rokok. Ini adalah wadah lilin. Cocok banget dihidupkan saat mati
lampu, diiringi alunan lagu merdu dan aroma terapi..... bagus lagi kalau di
sampingnya ada pasangan hidup," kelakar pria ramah ini.
Isssh, bapak ini nyindir agaknya. Secara pasangan
hidup saya pan lagi di Jogja... xixixi..
๐
![]() |
Bersama pak Bakhtiar Darwis |
Alamat
:
Jl.
Raya Wates way Ratai, Umbul Rejo. Desa Wates Way Ratai, Padangcermin,
(082281291222/082280136990)
3.
FrozBanana
Satu buah pisang berukuran jumbo, dicelup ke dalam lelehan cokelat,
didinginkan lalu dilapisi dengan aneka toping. Ada almond slices, nutella, crispy milo, oreo crush, cornflakes, fruity
dan rainbow ceres. Harga 15 ribu
sampai 20 ribu. Yang menarik adalah
pengunjung diberi suntikan/injection.
Haah, suntikan? Iya. Fungsinya untuk
memasukkan pasta dengan pilihan rasa ke dalam pisang yang bagian
tengahnya sudah dilubangi. Unik, kan? Saya memilih greentea. Segar dan manisnya passs.
![]() |
Injection. Unik! |
Ssst, ini gratis, loh. “Khusus
untuk mbak yang nanya-nanya dengan ramah,” gitu kata kakak yang jaga.
Alhamdulillah. Rejeki emak solehah. Ehm... J
![]() |
Rasanyaa... segeeerr |
Sambil menikmati
FrozBanana, pengunjung dihibur oleh suguhan musik dari UKMBS Unila
berkolaborasi dengan Komunitas Dakocan. Ternyata salah seorang pendiri Dakocan
adalah adik kelas waktu SMA, Iin Muthmainah namanya. Penyanyi dan pemain
musiknya benar-benar ketjeh (Mutia dan Edythia). Lagu Miwang Diijang dan Himpun benar-benar
menyihir dan sempat membuat saya #baperproporsional, wkwkwkk. Sedih-sedih melow
gitu...
![]() |
Nana beserta pemusik dari UKMBS Unila |
Menjelang sore,
akhirnya saya bertemu dengan teman-teman Tapis Blogger lainnya; Kak Rangga,
Bang Yopie, Mbak Rahma, Mbak Rinda dan Mbak Naqi. Sempet ngobrol sebentar, lalu
kami menyebar (ish, kayak semut disemprot air aja, xixixi). Apalagi kalau bukan
untuk melihat dan meliput! Sayang kalau moment seperti ini tak dimanfaatkan.
![]() |
Ki ka : Naqiyyah, Fitri, Rahmawati |
4.
Batik Tulis Srikandi.
Saya dan Mbak Rinda dengan semangat memperhatikan dua ibu yang sedang
membatik dengan motif siger, sulur dan aneka bunga. Cukup mengeluarkan selembar
uang 10.000 rupiah, pengunjung diberi kain yang sudah berpola untuk diajarkan
membatik. Langsung kami mengambil posisi dan dengan tekun mendengarkan
pengajaran. Saya harus berkali-kali mencoba memegang canting dengan benar. Lelehan lilin yang sudah dipanaskan terkadang
meluber di kain. Untuk pewarnaan, kami menyerahkan ke ahlinya. Bukannya
apa-apa, kami kan kudu meliput lagi. Tsaaah... J
O iya, produksi batik Srikandi sudah didistribusikan ke berbagai propinsi, loh.
Alamat :
Jl. Merpati 2 No. 23 Rt.04 Lk. 01. Pinang Jaya Kemiling.
Bandarlampung
![]() |
Belajar Membatik Cantik :) |
5.
Kelompok Wanita Tani Sri Rejeki
Sepertinya Sri Rejeki satu-satunya stand yang berisi makanan khas
daerah. Ada dodol labusiam, keripik salak,
pisang dan tempe, cokelat bubuk bahkan ada alpukat dan bawang. Tentu
saja penganan dari Desa Sungai Langka ini menjadi incaran para pengunjung. Soalnya
selain harga yang terjangkau, tentu menyenangkan ketika pulang dari pameran
membawa oleh-oleh enak dan banyak.Iya, kan? J
O iya, Desa Sungai sedang giat-giatnya berusaha menjadi Desa Wisata Agronomi,
loh. Yuk kita support dengan membeli produk-produk para ibu keren ini.
![]() |
Biji buah salak bisa diolah jadi minuman juga, loh |
Daftar stand
yang mengikuti Temu Karya Insan Kreatif Lampung 2017 :
Saung Cermind, Galeri Ukir
Lampung, Sungai Langka, Llama Craft, Icals Craft, Fosil Kayu, BunC Craft,
Pinang Jaya, Aris Tapis, Ciprut Craft. Brand Tapis Lampung Raswan Tapis, Ila
Collection Brand Batik, Brand Craft Koleksi, Scraf 1, Brand Craft Tapis
Lampung, Brand Batik Yogya Mukidi, Brand Tenun Cr Collection, Dedy Lukis Brand
Baju Lukisan, Zhafira Collection Brand Tenun. Ines The Hijab Brand Scraf, Chris
Collection Brand Batik, Melia Butik Brand Hijab Syari, ANS Jaya Brand Kerajinan
Kayu, Saung Khansya Brand Batik, Haigand Brand Tas Handmade, Marry Fashion
Brand Tas dan Sepatu, serta Rara Collection Brand Batik.
![]() |
makin malam makin ramai |
Pukul 19.20 wib, acara dibuka oleh duet MC
yang seru, menyanyikan lagu
Indonesia Raya dan menikmati suguhan tari dari Sanggar Tari Bunga Mayang.
![]() |
Sanggar tari Bunga Mayang |
sambutan pertama disampaikan oleh Gubernur yang diwakili oleh Staf Ahli Bidang Ekubang Choiria
Pandarita. Menurut beliau, Provinsi Lampung memiliki beragam seni budaya, baik
adat-istiadat maupun hasil kerajinannya. Oleh karena itu, adalah syarat mutlak
bagi para penggiat usaha untuk terus melakukan terobosan-terobosan kreatif dan inovatif guna menghasilkan produk yang
berdaya dan berhasil guna. Pemerintah juga diharapkan agar tak henti-hentinya
memberi support dan memfasilitasi kebutuhan mendasar bagi pengembangan aneka
usaha mereka.
![]() |
Ibu Choiriah |
Sambutan kedua disampaikan oleh Bupati
Pesawaran, H. Dendi Romadona. Beliau mengatakan bahwa ide Gubernur Lampung
mengadakan kegiatan ini sangatlah tepat dan sesuai dengan perkembangan
masyarakat Lampung. Sekarang Sai Bumi
Ruwa Jurai memang berada dalam pergerakan yang luar biasa. Bisnis kuliner,
fashion, industri kreatif dan budaya mulai
memposisikan sebagai pilar kokoh kehidupan di Lampung. “Bagaimana orang lain
mampu mengenal, kalau diri kita sendiri tidak mencintai adat budaya
Lampung,” lanjutnya menutup sambutan.
![]() |
Launching Buku |
Acara dilanjutkan dengan Launching Buku “Kiprah Ekonomi Kreatif
Berbasis Budaya di Lampung”. Berisi 12 kisah perjuangan para penggiat
ekonomi dan budaya. Sang editor, Udo Z. Karzi mewakili para penulis menerima
buku dari Dinas Pariwisata dan Bupati Pesawaran.
Saya terkagum-kagum saat para muli
mekhanai menampilkan busana berbahan kain tapis. Waah, jujur saja. Saya tuh
ngiler akut dengan yang warna hitam. Elegan. Cantik. Santun dan ketjeeeh.. J.
((Ya Tuhan, ijinkan aku memiliki satu diantaranya, J)
![]() |
Busananya bikin mupeng akut. Cantik kalilaaah.. :) |
Pak Dendi, Ibu Chomaria dan para tamu
berkeliling ke semua stand demi berbincang dan memberi support. Dan yang tak
kalah penting adalah, foto-foto! Yuhuui!
Berdasarkan wawancara dengan para penggiat ekonomi kreatif, mereka sungguh berterimakasih kepada Pemerintah Propinsi Lampung dan semua yang terlibat. Mereka berharap kegiatan ini bisa berlangsung secara kontinu dan lebih baik lagi di masa mendatang.
Pemirsa,
Bagi saya pribadi, acara ini sangat
berkesan. Bukan saja karena bisa bersilaturahmi dan bertemu teman-teman baru, tapi juga karena
saya menyadari bahwa Lampung ternyata memiliki banyak potensi yang harus digali
dengan sepenuh hati. Kekayaan alamnya, ide-ide kreatifnya, kaum mudanya,
termasuk harapan dan mimpi generasi sebelumnya. Semoga ini menjadi sebentuk
‘cambuk’ agar kita bisa berbuat yang lebih baik lagi demi Lampung tercinta.
Saya jadi ingat kata Tere Liye ketika menghadiri bedah buku
”Tentang Kamu” di Mall Boemi Kedaton, 13 Mei 2017, “Penguasa di masa mendatang
adalah mereka yang berpikir dan bertindak kreatif”. MasyaAllah, cocok kali lah dengan
tema kegiatan kita ini.....
Jadi, ayo kita bersinergi. Membangun Sai Bumi Ruwa
Jurai dengan cita melangit dan jiwa yang membumi.
Tabik.
#AlkisahFitriRestiana
#CintaLampung
#TemuKaryaInsanKreatifLampung2017
#TapisBlogger
Seneng banget bisa datang & lihat2 karya para pelaku ekraf.
ReplyDeleteBanyak di antara mereka dari kalangan anak muda pula.
Iya, Bang. Luar biasa. Standnya ketjeh2 ๐
DeleteRasanya pingin banyak beli kemarin. Banyak yang bagus-bagus.
ReplyDeleteHe em banget, Mbak. Apalagi fosil kayu n tapisnya. Wiih, muoeng akuut ๐
Delete