“Duh, Mbak, saya dapat musibah.
Motor matic yang biasa saya pakai untuk ngirim barang, hilang,” keluh sales
yang saban minggu nitip jajanan tusuk gigi di warung saya.
“Hah? dimana kejadiannya, Mas? Kok bisa?” tanya
saya agak nggak sabar.
“Kemaren, waktu keliling nitip
barang, saya mampir di mesjid untuk sholat dzuhur. Biasanya juga begitu, Mbak.
Eh, pas selesai, motor saya raib, sama wadah-wadahnya juga. Tapi alhamdulillah
barang sudah habis terjual.” Wajah sang sales sempat tersenyum.
Kelewataaaan tuh maling!. Masa
motor pedagang keliling juga digasak!
“Yang nyesek itu, Mbak.
Cicilannya baru saja selesai 2 bulan yang lalu. Ini saya dipinjami motor oleh
adik ipar. Doain saya bisa nyicil lagi bulan depan ya, Mbak. Masa mau pinjam
terus. Motor itu seperti kaki saya, tanpa motor, saya nggak bisa dagang
keliling.” Saya menganggukkan kepala pasti. “Ya
Allah, mudahkanlah Mamas ini dalam menjalankan usahanya. Kalau Engkau berkenan,
berilah yang lebih baik lagi. Dia menjalankan usahanya tanpa melupakan
kebutuhannya bertemu dengan-Mu. Semoga Engkau
membalas semua keikhlasan dan kebaikannya, aamin.”
Lalu saya teringat kejadian
beberapa bulan yang lalu. Ketika berbincang dengan seorang teman di teras,
lewatlah 3 buah motor. 2 motor berboncengan, 1 motor tidak. Semuanya lelaki
tanggung. Gayanya persis sekali dengan anak kuliah. Memakai sepatu, celana
jeans, kemeja lengan panjang dan tas model ransel. Mereka parkir pas di depan
hidung saya, sambil cerita-serita. Salah satu yang digonceng turun dan berjalan
ke rumah disamping saya yang merupakan tempat kost dengan motor berjejer. Sementara
yang lainnya masih asyik bercerita.
Tiba-tiba saya merasakan ada yang
aneh. Semua pengendara motor itu memakai helm dengan kaca gelap dan tak ada
satupun yang dilepas. Saya jadi curiga. Saya berjalan menghampiri mereka untuk
melihat dari dekat dengan sedikit berbisik ke teman saya. “Mas, Kok saya curiga
nih, bentar ya...” Baru 3 langkah, tiba-tiba, “Maliiiiing!!!” Dalam hitungan detik, 3 motor
itu berlari kencang diiringi 1 motor besar yang berhasil dibawa kabur! Saya
hanya bisa tertegun... merinding melihat pencurian di depan mata. Hhh, gaya mereka
itu benar-benar persis anak kuliah loh. Rupanya yang dimaling adalah motor sang
mandor yang sedang merampungkan 2 kamar kost. Dia hanya bisa pasrah. Tak ada
kelanjutan cerita hingga hari ini.
Selang beberapa hari kemudian,
ada lagi motor yang dikendarai 2 orang laki-laki, semua memakai helm. Yang di
depan memakai helm berkaca transparan, saya masih ingat jelas wajahnya. Ganteng,
berkulit putih dan berpenampilan rapi. Mereka berputar arah tepat di depan
rumah kost. Masih ingat kejadian sebelumnya, saya mengikuti mereka. Ketika yang
di belakang turun dan motor yang diparkir (calon mangsa) hanya berjarak 2
langkah, saya tatap muka pengendara motor itu. Pandangan kami beradu. Tiba-tiba
dia memalingkan wajah dan seperti bicara dengan temannya yang turun. Temannya
itu langsung bergegas naik motor dan mereka pun tancap gas. Entahlah, apakah
mereka itu maling atau bukan, yang jelas gaya mereka amat sangat mencurigakan.
Phuuih, lemas lutut saya.
Sejak saat itu, saya lebih
waspada, tak tertipu oleh penampilan seseorang. Berdasarkan pengalaman tersebut
dan beberapa pengalaman teman-teman yang lain, banyak kejadian pencurian motor
yang dilakukan oleh pemuda-pemuda bergaya mahasiswa. Maksudnya untuk
mengaburkan kecurigaan.
Sekali waktu, mungkin ada baiknya mereka sengaja dipancing.
Lalu membiarkan mereka mendekam dalam penjara dalam waktu yang lama....( walau
itu terkadang tak membuat mereka jera) Duuh, pemudaku... bagaimana kelak masa
depanmu... L
September 2014
Catatanku.Fifinusantara.blogspot.com
Haduh trauma saya mbak baca ini.. Huhu dulu hampir saja motorku jadi korban
ReplyDeleteIya Mbak Nunu... gemeeees plus keseeel banget ama para maling.. sykurlah kalau akhirnya motor Mbak Nunu selamat... :)
ReplyDelete